SIDRAP – Kapolres Sidrap, AKBP Fantry Taherong menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sidrap, Senin (23/12/24). Rapat tersebut membahas kesiapan langkah-langkah menghadapi potensi bencana alam di tengah musim hujan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru)
Bertempat di Ruang Kerja Bupati Sidrap, rapat yang dipimpin Pj. Bupati Sidrap yang baru Bapak Idham Karir Dalle dihadiri Kapolres Sidrap, Dandim 1420 Sidrap, Sekda Sidrap, Ketua DPRD, para Asisten Daerah, Kabagren, Kasat Intelkam, Kapolsek Maritengngae, Kepala Kesbangpol, Kadis Perhub, Kadis Kes, Kepala BPBD, Dinsos dan Kadis Pertanian.
Dalam pertemuan tersebut, Forkopimda memfokuskan pembahasan pada Kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor menjelang perayaan Nataru khususnya di wilayah Kabupaten Sidrap.
Kapolres Sidrap menyampaikan dukungannya terhadap upaya sinergi lintas sektoral untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana seperti banjir atau tanah longsor. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat selama Nataru.
“Kami siap mengerahkan personel untuk membantu penanganan cepat jika terjadi bencana alam sekaligus mengamankan jalannya perayaan Nataru. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan kita,” ujar AKBP Fantry
Sebagai bagian dari upaya pengamanan Nataru, Polres Sidrap menggelar Operasi Lilin 2024 yang sudah berjalan tiga hari dengan menempatkan personel di lokasi Pos Terpadu, Pos Pelayanan dan Pos Pengamanan. Kapolres juga menekankan pentingnya kesiapan logistik dan posko siaga bencana, terutama di wilayah rawan bencana.
“Kita harus bersatu dan bergerak cepat dalam menghadapi setiap tantangan, baik pengamanan Nataru maupun penanganan bencana. Prioritas kita adalah keselamatan dan kenyamanan masyarakat Sidrap,” tambah Kapolres.
Rapat ini menjadi momentum penting untuk memastikan situasi di Sidrap tetap kondusif selama Nataru dan menunjukkan kesiapan Forkopimda dalam menghadapi berbagai kemungkinan potensi bencana alam. (*)